MAKALAH
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN
OLEH
:
HERU PRASETYO (112110277)
ANNIKMAH RITONGA()
ANGGI DELITA RAMBE()
HASNAH ()
TIOMARNI MANALU ()
RITA ROSMAWATI SITANGGANG ()
RINA SASMITA SIREGAR
STMIK
BUDIDARMA MEDAN
T.A
2014/2015
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
dengan rasa syukur kehadirat Allah SWT yang dengan rahmat dan inayah-Nya
Makalah Masalah tentang senarai berantai berkepala & berputar ini telah
selesai kami susun untuk dapat di pergunakan di kalangan Mahasiswa. Makalah ini
kami susun dengan maksud untuk dapat dijadikan pedoman tambahan bagi mahasiswa.
Mungkin
dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan baik itu dari segi
penulisan, isi dan lain sebagainya, maka penulis sangat mengharapokan kritikan
dan saran guna perbaikan untuk pembuatan makalah untuk hari yang akan datang.
Demikianlah
sebagai pengantar kata, dengan iringan serta harapan semoga tulisan sederhana
ini dapat diterima dan bermanfaat bagi pembaca. Atas semua ini penulis
mengucapkan ribuan terima kasih yang tidak terhingga, semoga segala bantuan
dari semua pihak mudah – mudahan mendapat amal baik yang diberikan oleh Allah
SWT.
Medan,
25 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.................................................................................................................. i
Daftar Isi........................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................... 1
1. Latar Belakang...................................................................................................... 1
2. Tujuan.................................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................
1.Sejarah singkat system pendukung
keputusan (DDS)...................................................
2.Pengertian system pendukung
keputusan (DDS)...........................................................
3.Konsep system pendukung keputusan
(DDA)...............................................................
4.konsep keputusan...........................................................................................................
5.macam-macam metode system
keputusan……………………………………
6.Definisi AHP………………………………………………………………….
7.Prinsip
AHP…………………………………………………………………...
KESIMPULAN................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.Latar
Belakang
Dengan kemajuan teknologi sangat modern sekarang ini
yang semakin pesat dan, terutama dalam bidang IT. Sebuah ponsel sudah tidak
lagi sebagai barang mewah seperti sebelumnya, sekarang ponsel sudah menjadi
kebutuhan primer, dan karena perkembangan yang luar biasa ini para vendor
ponselpun semakin memberikan fasilitas-fasilitas dengan fitur –fitur
yang sangat modern mulai dari yang hanya sebagai alat komunikasi, sampai
sebagai internet mobile dan lainnya.
Dikarenakan
perkembangan ponsel yang begitu dratis membuat daya beli orang semakin tinggi
dengan kriteria – kriteria yang ada, mulai jaringan sampai dengan yang
operating sistemnya. Dan dikarenakan banyaknya kriteria yang ada pada handpone
maka membuat pilihan yang banyak sekali.
System pendukung
keputusan yang saat ini berkembang dengan macam metodenya yang salah
satunya adalah metode AHP (Analytical Hierarcy Process)
. Dengan mengacu kepada solusi yang diberikan oleh metode AHP (Analytical
Hierarcy Process) dalam membantu membuat keputusan, seorang decision
maker dapat mengambil keputusan tentang pemilihan ponsel secara
objektif berdasarkan multi kriteria yang ditetapkan.
Oleh
sebab itu suatu sistem pendukung keputusan untuk pemilihan ponsel dengan
mengunakan metode AHP atau Analytic Hierarchy Process yang menghitung pada
kriteria – kriteria yang telah dibuat dan menetapkan keputusan dalam
kegiatan ini sangat berguna sekali bagi user.
2.Rumusan
Masalah
1.Pengertian
Sistem Pendukung Keputusan ( Decision Support System / DSS)
2.Konsep Sistem Pendukung
Keputusan
3.Konsep
Keputusan
4.Tahapan
Pengambila Keputusan Menurut Herbert A.
5.Macam-macam
metode sistem pendukung keputusan.
6.Sistem
Pendukung Keputusan dalam Pemilihan Kriteria dan kategori ponsel dengan Metode
AHP
1.
Sejarah
Singkat Sistem Pendukung Keputusan (DSS)
Sebelum 1965 sistem
informasi itu sangat mahal dan berskala besar sehingga pada tahun 1960 an
system pengambil keputusan atau DSS ini di ciptakan. Pada tahun 1975 DSS
mengalami perluasan batasan-batasan, sampai pada akhir 1970 an tercipta MIT
untuk memperluas DSS. Dan pada tahun-tahun berikutnya perkembangan DSS selalu
terus di kembangkan untuk memperbaiki system-sistem yang sudah ada karena
semakin hari teknologi semakin perkembang, jadi DSS pun harus bias
mengimbanginya, dan sampai sekarang pun, masih banyak inovasi-inovasi dan
penelitihan yang dilakukan demi mengembangkan atau memperluas DSS
Ini adalah DSS Time Line (dalam konstruksi)
Tahun
|
Milestone
|
1964
|
Awal
Michael Scott Morton penelitian - melihat email dari Andrew McCosh
|
1967
|
Michael tt
Morton penelitian selesai pada dampak dari komputer berbasis perangkat
tampilan visual pada proses pengambilan keputusan manajemen Sco
|
1968
|
Scott
Morton dan McCosh kertas; Scott Morton dan Stephens kertas
|
1975
|
Steve
Alter menyelesaikan Ph.D.-nya MIT disertasi berjudul "Sebuah Studi
Computer Aided Pengambilan Keputusan dalam Organisasi"
|
1978
|
pembangunan
dimulai pada EIS yang disebut Manajemen Informasi dan Pendukung Keputusan
(MIDS) sistem di Lockheed-Georgia
|
1981
|
pertama
Konferensi Internasional mengenai Sistem Pendukung Keputusan, Atlanta,
Georgia
|
1982
|
pendiri
Metafora Sistem Komputer
|
1984
|
Teradata
database Komputer (DBC/1012) dikapalkan ke Wells Fargo, AT & T dan
Chrysler dengan sistem manajemen database relasional (RDBMS) pada platform
proprietary.
|
Demikian sejarah
singkat mengenai DSS atau Sistem pengambilan keputusan. Dan kesimpulan yang
dapat kita ambil di sini adalah bahwa system pengambilan keputusan ini sangat
penting dalam suatu perusahaan untuk mengembangkan suatu usahanya, tanpa system
ini suatu perusahaan atau usaha akan kesulitan untuk mengembangkan usahanya.
Dan DSS ini tidak hanya berhenti di satu titik kemampuan aja, tetapi DSS ini tiap
tahunnya mengalami perkembangan-perkenmbangan sehingga DSS ini memiliki
kemampuan yang lebih canggih lagi dan mampu mengatasi setiap masalah dengan
demi mudah. Dan sampai sekarang DSS masih terus diteliti dan terus diinovasi,
sehinnga DSS tidak akan pernah ketinggalan jaman, dan DSS akan selalu siap
membantu perusahaan dalam mengambil berbagai keputusan besar atau kecil.
PEMBAHASAN
2. pengertian system pendukung
keputusan (DSS)
Secara
umum DSS adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang membantu
mengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terstruktur. Sedangkan secara khusus
DSS adalah Sebuah sistem yang mendukung kerja seorang manajer
maupun sekelompok manajer dalam memecahkan masalah semi-terstruktur dengan cara
memberikan informasi ataupun usulan menuju pada keputusan tertentu.
Adapun menurut para ahli
definisi dari DSS adalah sebagai berikut :
a. Menurut Mann dan Watson, DSS adalah Sistem yang
interaktif, membantu pengambilan keputusan melalui penggunaan data dan
model-model keputusan untuk memecahkan masalah-masalah yang sifatnya semi
terstruktur dan tidak terstruktur.
b. Menurut Maryam Alavi dan H.Albert Napier, DSS adalah
suatu kumpulan prosedur pemrosesan data dan informasi yang berorientasi pada
penggunaan model untuk menghasilkan berbagai jawaban yang dapat membantu
manajemen dalam pengambilan keputusan.
c. Menurut Little, DSS adalah suatu sistem informasi
berbasis komputer yang menghasilkan berbagai alternatif keputusan untuk
membantu manajemen dalam menangani berbagai permasalahan yang terstruktur
atupun tidak terstruktur dengan menggunakan data dan model.
d. Menurut Raymond Mc Leod, DSS adalah sistem penghasil
informasi spesifik yang ditujukan untuk memecahkan suatu masalah tertentu yang
harus dipecahkan oleh manajer pada berbagai tingkatan.
e. Turban & Aronson (1998), DSS adalah sistem yang
digunakan untuk mendukung dan membantu pihak manajemen melakukan pengambilan
keputusan pada kondisi semi terstruktur dan tidak terstruktur. Pada dasarnya
konsep DSS hanyalah sebatas pada kegiatan membantu para manajer melakukan
penilaian serta menggantikan posisi dan peran manajer
3. Konsep
Sistem Pendukung Keputusan ( Decision Support System / DSS )
Konsep
DSS dimulai akhir tahun 1960 dengan time sharing komputer yaitu untuk pertama
kalinya seseorang dapat berinteraksi langsung dengan komputer tanpa harus
melalui spesialis informasi. Istilah DSS diciptakan pada tahun 1971 oleh
Anthony Gory dan Scott Morton untuk mengarahkan aplikasi komputer pada
pengambilan keputusan manajemen. Konsep DSS menggunakan informasi spesifik yang
ditujukan untuk membantu manajemen dalam mengambil keputusan dengan menggunakan
model sebagai dasar pengembangn alternatif yang secara interaktif dapat
digunakan oleh pemakai. Dari penjelasan tersebut maka dapat diketahui bahwa DSS
mempunyai karakteristik tersendiri, antara lain :
a. DSS
dirancang untuk membantu pengambil keputusan dalam memecahkan masalah yang
bersifat semi terstruktur ataupun tidak terstruktur,
b. Dalam proses
pengolahannya, DSS mengkombinasikan penggunaan model-model/teknik-teknik
analisis dengan teknik pemasukan data konvensional serta fungsi-fungsi
pencari/interogasi informasi,
c. DSS dirancang
sedemikian rupa, sehingga dapat digunakan dengan mudah oleh orang yang tidak
memiliki dasar kemampuan pengoperasian komputer yang tinggi,
d. DSS dirancang dengan menekankan
pada aspek fleksibilitas serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mudah disesuaikan
dengan kebutuhan pemakai.
4.
Konsep Keputusan
Pengambilan
keputusan merupakan hal yang pokok bagi pemegang jabatan manajer. Karena
keputusan merupakan rangkaian tindakan yang perlu diikuti dalam memecahkan
masalah untuk menghindari atau mengurangi dampak negatif atau untuk
memanfaatkan kesempatan di dalam perusahaan. Model sistem yang dipergunakan
untuk mengambil keputusan dapat bersifat tertutup atau terbuka. Sistem
pengambilan tertutup menganggap bahwa keputusan dipisahkan dari masukan-masukan
yang tidak diketahui dari lingkungannya. Dalam sistem ini pengambil keputusan
dianggap :
a. Mengetahui
semua alternatif dan akibat atu hasil dari masing-masing alternatif;
b. Mempunyai
suatu metode (aturan, hubungan dan sebagainya) yang memungkinkan ia membuat
urutan alternatif yang lebih disukainya,
c. Memilih
alternatif yang memaksimalkan sesuatu seperti keuntungan, volume penjualan atau
kegunaan.
Paham pengambilan keputusan
yang tertutup jelas menganggap bahwa orang yang rasional secara logis menguji
semua alternatif, membuat urutan berdasarkan hasilnya yang lebih disukai, dan
memilih alternatif yang mendatangkan hasil terbaik.
Sistem pengambilan keputusan terbuka adalah keputusan yang dipengaruhi oleh
lingkungan, dan proses pengambilan keputusan selanjutnya juga mempengaruhi
lingkungan tersebut. Pengambil keputusan dianggap tidak harus logis dan
sepenuhnya rasional, tetapi lebih banyak menunjukkan rasionalitas hanya dalam
batas-batas yang ditentukan oleh latar belakang, penglihatan
alternatif-alternatif, kemampuan untuk menangani model keputusan dan
sebagainya. Mengingat tujuan model tertutup telah dirumuskan dengan baik,
tujuan model terbuka sama dengan tingkat keinginan sebab model terbuka dapat
berubah apabila pengambil keputusan menerima bukti keberhasilan atau kegagalan.
Dibandingkan dengan ketiga anggapan model tertutup, model keputusan terbuka
menganggap bahwa pengambil keputusan :
a. Tidak
mengetahui semua alternatif dan semua hasil,
b. Melakukan penyelidikan
secara terbatas untuk menemukan beberapa alternatif yang memuaskan,
c. Mengambil
keputusan yang memuaskan tingkat keinginannya.
Model terbuka adalah dinamis
atas urutan pilihan-pilihan karena tingkatan keinginan berubah menangani
perbedaan antara hasil dan tingkat keinginan.
4. Tahapan Pengambilan Keputusan Menurut Herbert A. Simon
Ada 4
tahapan dalam pengambilan keputusan menurut Herbert A. Simon yaitu :
1. Kegiatan
Inteligen yaitu proses pencarian informasi dan data dari lingkungan yang
berguna bagi pemecahan masalah,
2. Kegiatan
Merancang yaitu menemukan, mengembangkan, dan manganalisa arah
tindakan yang mungkin dapat dipergunakan. Dalam hal ini mengandung
proses-proses untuk memahami masalah, untuk menghasilkan cara pemecahan masalah
dan untuk menguji apakah cara pemecahan tersebut dapat dilaksanakan.
3. Kegiatan
Memilih yaitu memilih arah tindakan tertentu dari semua arah
tindakan yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
4. Kegiatan
Menelaah disebut juga pemahaman yaitu menyelidiki lingkungan
tentang kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah yang diperoleh
diolah dan diperiksa untuk dijadikan petunjuk yang dapat menentukan masalahnya.
5.
macam- macam metode sistem pendukung keputusan
1. Metode Sistem pakar
Secara
umum, sistem pakar adalah sistem yang berusaha mengadopsi pengetahuan manusia
ke komputer yang dirancang untuk memodelkan kemampuan menyelesaikan masalah
seperti layaknya seorang pakar.
Ciri Sistem Pakar
1. Memiliki informasi yang lebih
handal.
2. Mudah di modifikasi dan dapat
beradaptasi.
3. Dapat digunakan dalam berbagai
jenis komputer.
2. Metode Regresi linier
Merupakan
metode statistika yang digunakan untuk membentuk model
hubungan
antara variabel terikat (dependen; respon; Y) dengan satu atau lebih variabel
bebas (independen, prediktor, X).
3. Metode B/C Ratio
Metode
B/C didefinisikan sebagai perbandingan (rasio) nilai ekivalen dari manfaat
terhadap nilai ekivalen dari biaya-biaya. Metode nilai ekivalen yang biasa
digunakan adalah PW dan AW
4. Metode AHP(Analytical Hierarchy
Process)
6. Definisi AHP
Analytical Hierarchy Process
(AHP). Diikembangkan oleh Thomas L. Saaty pada tahun
1970-an. Metode ini merupakan salah satu model pengambilan keputusan
multikriteria yang dapat membantu kerangka berpikir manusia dimana faktor
logika, pengalaman pengetahuan, emosi dan rasa dioptimasikan ke dalam suatu
proses sistematis. Pada dasarnya, AHP merupakan metode yang digunakan
untuk memecahkan masalah yang kompleks dan tidak terstruktur ke dalam
kelompok – kelompoknya, dengan mengatur kelompok
tersebut ke dalam suatu hierarki, kemudian memasukkan nilai numerik sebagai
pengganti persepsi manusia dalam melakukan perbandingan relatif. Dengan suatu
sintesa maka akan dapat ditentukan elemen mana yang mempunyai prioritas
tertinggi.
Menurut Badiru (1995), AHP
merupakan suatu pendekatan praktis untuk memecahkan masalah keputusan
kompleks yang meliputi perbandinagn alternatif.AHP juga memungkinkan
pengambilankeputusan menyajikan hubungan hierarki antara faktor, atribut,
karakteristik atau alternative dalam lingkungan
pengambilan keputusan. Dengan cirri – ciri khusus, hierarki yang
dimilikinya, masalah kompleks yang tidak terstruktur dipecahkan dalam
kelompok -kelompoknya.
Dalam menyelesaikan persoalan
dengan AHP ada beberapa prinsip yang harus
dipahamidiantaranya adalah : decomposition,comparative judgment,
synthesis of priority, dan logicalconsistency.
7.Prinsip AHP
1. Decomposition (Penyusunan Hirarki).
Setelah
persoalan didefenisikan, maka perlu dilakukan decomposition yaitu
memecah persoalan yang utuh menjadi unsur – unsurnya. Jika
ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga dilakukan terhadap
unsur – unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut,
sehinggadidapatkan beberapa tingkatan dari persoalan tadi. Karena alasan ini,
maka proses analisis ini dinamakan hierarki (hierarchy). Ada 2
(dua) jenis hierarki, yaitu lengkap dan tak lengkap. Dalam hierarki
lengkap, semua elemen pada suatu tingkat memiliki
semua elemen yang ada pada tingkat berikutnya. Jika tidakdemikian dinamakan
hierarki tak lengkap.
2. Comparative
Judgement (Penilaian
Perbandingan Berpasangan).
Prinsip ini
berarti membuat penilaian tentang kepentingan relative 2 (dua) elemen pada
suatu tingkat tertentu dalam kaitannya dengan tingkat di atasnya.Penilaian ini
merupakan inti dari AHP, karena ia akan berpengaruh terhadap prioritas
elemen – elemen. Hasil dari penilaian ini akan tampak lebih enak
bila disajikan dalam bentuk matriks yang dinamakan matriks pairwise
comparison. Pertanyaan yang biasa diajukan dalam penyusunan skala
kepentingan adalah :
a. Elemen
mana yang lebih penting/disuka ?
dan
b.
Berapa kali lebih penting/disuka ?
Agar diperoleh skala yang bermanfaat ketika membandingkan 2 (dua)
elemen seseorang yang akan memberikan jawaban perlu pengertian menyeluruh
tentang elemen – elemen yang dibandingkan dan relevansinya terhadap kriteria
atau tujua yang dipelajari.
3. Sintesa
Prioritas
Sintesa
prioritas dilakukan dengan mengalikan prioritas lokal dengan prioritas
dari kriteria bersangkutan di level atasnya dan menambahkannya ke tiap
elemen dalam level yang dipengaruhi kriteria. Hasilnya berupa gabungan
atau dikenal dengan prioritas global yang kemudian digunakan untuk
memboboti prioritas lokal dari elemen di level terendah sesuai dengan
kriterianya.
c. Langkah dan Prosedur
AHP.
Buchara (2000) mejelaskan bahwa
secara umum, langkah – langkah yang harus dilakukan dalam menggunakan AHP untuk
memecahkan suatu masalah adalah sebagai berikut :
1.
Mendefenisikan permasalahan dan menentukan tujuan. Bila AHP digunakan untuk memilih
alternatif atau menyusun prioritas alternatif, maka tahap ini dilakukan
pengembangan alternatif.
2.
Menyusun masalah ke
dalam suatu struktur hierarki sehingga permasalahan yang kompleks dapat
ditinjau dari sisi yang detail dan terukur.
3.
Menyusun
prioritas untuk tiap elemen masalah pada setiap hierarki. Prioritas ini
dihasilkan dari suatu matriks perbandingan berpasangan antara seluruh elemen
pada tingkat hierarki yang sama.
4.
Melakukan pengujian
konsistensi terhadap perbandingan antar elemen yang
didapatkan pada tiap tingkat hierarki.
1. Pengambilan
data dari obyek yang diteliti.
2. Menghitung data dari bobot
perbandingan berpasangan responden dengan metode
“pairwise comparison” AHP berdasar hasil kuisioner.
3. Menghitung
rata-rata rasio konsistensi dari masing-masing responden.
4. Pengolahan dengan metode “pairwise
comparison” AHP.
5. Setelah
dilakukan pengolahan tersebut, maka dapat disimpulkan adanya
konsitensi dengan tidak, bila data tidak konsisten maka
diulangi lagi dengan pengambilan data seperti semula, namun bila sebaliknya
maka digolongkan data terbobot yang selanjutnya dapat dicari nilai beta (b)
1. Struktur yang berhierarki
sebagai konskwensi dari kriteria yang dipilih sampai pada sub-sub
kriteria yang paling dalam.
2. Memperhitungkan validitas
sampai batas toleransi inkonsentrasi sebagai kriteria dan alternatif yang
dipilih oleh para pengambil keputusan.
3. Memperhitungkan
daya tahan atau ketahanan output analisis sensitivitas
pengambilan
keputusan.
1. Ketergantungan model AHP pada
input utamanya.
Input utama ini berupa persepsi seorang ahli sehingga dalam hal ini melibatkan
subyektifitas sang ahli selain itu juga model menjadi tidak berarti jika
ahli tersebut memberikan penilaian yang keliru.
2.
Metode AHP ini hanya metode matematis tanpa ada pengujian secara statistik
sehingga tidak ada batas kepercayaan dari kebenaran model yang
terbentuk.
5. Metode IRR
6. Metode NPV
7. Metode FMADM
Fuzzy
Multiple Attribute Decission Making adalah suatu metode yang digunakan
untuk mencari alternatif optimal dari sejumlah alternatif dengan kriteria
tertentu
8. Metode SAW
Metode
SAW sering juga dikenal dengan istilah metode penjumlahan terbobot. Konsep
dasar metode SAW adalah mencari penjumlahan terbobot dari rating kinerja pada
setiap alternatif pada semua attribut. Metode SAW membutuhkan proses
normalisasi matriks keputusan (X) ke suatu skala yang dapat diperbandingkan
dengan semua rating alternatif yang ada.
6. Contoh Kasus
Kasus yang
dibahas ini adalah pemilihan ponsel masa kini yang terbaik dari berbagai brand
ternama. Antara Nokia, Samsung, SonyEricson.
Dasar Penentuan Kriteria.
Penentuan kriteria-kriteria dalam SPPK
ini didasarkan pada hal-hal yang sekiranya sangat berpengaruh dalam sebuah
telepon seluler (ponsel) baik hardware, teknologi, software maupun jaringan.
Pada setiap kriteria diberikan bobot yang berbeda-beda karena setiap kriteria
memiliki pengaruh yang dominan atau tidak dalam spesifikasi sebuah
ponsel,berikut penjelasan setiap kriteria :
1. Fitur.
Meliputi : kamera
musik
ketajaman warna
layar
internet mobile dll.
Sistem Operasi diberikan bobot sebanyak
15%.
2. Teknologi.
Meliputi : Touch screen
Touch Pad
Teknologi diberikan bobot sebanyak 5%.
3. Harga.
Meliputi : Low End
High End
Harga diberikan
bobot sebanyak 20%.
a. Yang pertama
kali dilakukan adalah Menentukan bobot kriteria mana
yang paling
penting, yang dalam terminologi AHP
disebut pair-wire comparation
Harga
4 kali lebih penting dari Teknologi
Harga
1,5 kali lebih penting dari fitur
Fitur
3 kali lebih penting dari teknologi.
Selanjutnya hasil pair-wire
comparation diatas akan dibuat tabulasinya, yang dalam istilah AHP
disebut sebagai pair comparation matrix.
Pair comparation matrix
|
||||
Kriteria
|
Harga
|
Fitur
|
Teknologi
|
Priority Vector
|
Harga
|
1
|
1,5
|
4
|
0,5143
|
fitur
|
0,7
|
1
|
3
|
0,3620
|
teknologi
|
0,25
|
0,33
|
1
|
0,1232
|
Jumlah
|
1,95
|
2,83
|
8
|
0,9995
|
Pricipal Eigen Value (max)
|
3,0
|
|||
Consistency Index (CI)
|
0
|
|||
Consistency Ratio (CR)
|
0,0%
|
Keterangan :
Jumlah merupakan penjumlahan dari semua angka yang ada pada
baris diatasnya dalam satu kolom.
Priority Vector merupakan hasil
penjumlahan dari semua sel disebelah Kirinya (pada baris yang sama) setelah
terlebih dahulu dibagi dengan jumlah yang
ada dibawahnya, kemudian hasil penjumlahan tersebut dibagi dengan angka 3.
Angka
3 diperoleh dari jumlah kriteria yaitu harga, fitur dan teknologi.
Priority vector = 0,5143 diperoleh dari
perhitungan (1/1,95+1,5/2,83+4/8) * 1/3
Priority vector = 0,3620 diperoleh dari perhitungan
(0,7/1,95+1/2,83+3/8) * 1/3
Priority vector= 0,3620 diperoleh dari perhitungan(0,25/1,95+0,33/2,83+1/8)*1/3
Prioity Vector menunjukan bobot
dari masing-masing kriteria, jadi dalam hal ini harga merupakan bobot
tertinggi/terpenting dalam pemilihan ponsel, disusul fitur dan yang terakhir
adalah teknologi.
Setelah mendapatkan bobot untuk setiap kriteria
(yang ada pada kolom Priority Vector), maka selanjutnya mengecek
apakah bobot yang dibuat konsisten atau tidak. Untuk hal ini, yang
pertama yang dilakukan adalah menghitung Pricipal Eigen Value (max) matrix.
Principal
Eigen Value (max) matrix perhitungannya dengan cara menjumlahkan
hasil perkalian antara jumlah dan priority vector.
Principal
Eigen Value (max) =
(1,95×0.5143)+(2,83×0,3620)+(8×0.1232)=3,0
Menghitung
Consistency Index (CI) dengan rumus
CI = (max-n)/(n-1),
untuk n = 3
CI= (3,0-3) / (3-1) =
0, CI sama dengan nol berarti pembobotan
yang dilakukan sangat konsisten
Menghitung
Consistency Ratio (CR) diperoleh dengan
rumus CR=CI/RI, nilai RI bergantung pada jumlah kriteria seperti pada tabel
berikut:
n
|
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
RI
|
0
|
0
|
0,58
|
0,9
|
1,12
|
1,24
|
1,32
|
1,41
|
1,45
|
1,49
|
Jadi
untuk n=3, RI=0.58.
CR=CI/RI
= 0/5,8 = 0,0
Jika
hasil perhitungan CR lebih kecil atau sama dengan 10% , ketidak
konsistenan masih bisa diterima, sebaliknya jika lebih besar dari 10%, tidak
bisa diterima.
b. Yang ke dua memberi penilaian terhadap ponsel , disebut pair-wire
comparation.
-
Memberikan
penilaian bobot harga :
Samsung harganya 4 kali lebih
murah dari Nokia
Samsung harganya
3 kali lebih murah dari Sony ericson
Nokia harganya
1/2 kali lebih murah dari Sony ericson.
Pair wire
comparation :
Pair comparation matrix
|
||||
Kriteria
|
Samsung
|
Nokia
|
sonyericson
|
Priority Vector
|
Samsung
|
1
|
4
|
3
|
0,6232
|
Nokia
|
0,25
|
1
|
0,5
|
0,3333
|
Sony ericson
|
0,33
|
2
|
1
|
0,2332
|
Jumlah
|
1,5833
|
7
|
4,5
|
1,1897
|
Pricipal Eigen Value (max)
|
3,02
|
|||
Consistency Index (CI)
|
0,1
|
|||
Consistency Ratio (CR)
|
2,0%
|
Arti dari tabel
diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling murah adalah samsung dengan skor
0,6232 ,disusul Nokia dengan skor 0,3333 dan sony ericson dengan skor 0,2332.
Nilai CI adalah 0,1
yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena nilai CR=2,0%
lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa diterima.
- Memberikan penilaian bobot fitur
Kelengkapan Fitur
Samsung ½ kali dari Nokia
Kelengkapan Fitur
Samsung 2 kali dari Sony Ericson
Kelengkapan Fitur
Nokia 3 kali dari Sony Ericson
Pair-wire comparation
:
Pair comparation matrix
|
||||
Kriteria
|
Samsung
|
Nokia
|
sonyericson
|
Priority Vector
|
Samsung
|
1
|
0,5
|
2
|
0,3645
|
Nokia
|
2
|
1
|
3
|
0,3333
|
Sony ericson
|
0,5
|
0,33
|
1
|
0,3332
|
Jumlah
|
3,2
|
1,83
|
6
|
1,0310
|
Pricipal Eigen Value (max)
|
3,76
|
|||
Consistency Index (CI)
|
0,38
|
|||
Consistency Ratio (CR)
|
0,06%
|
Arti
dari tabel diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling lengkap fiturnya
adalah samsung dengan skor 0,3645 ,disusul Nokia dengan skor 0,3333 dan sony
ericson dengan skor 0,332.
Nilai
CI adalah 0,38 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi karena
nilai CR=0,06% lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa
diterima.
- Memberikan
penilaian bobot teknologi
Kecanggihan
Teknologi Samsung 1/3 dari nokia
Kecanggihan teknologi
Samsung 2 kali dari sony Ericson
Kecanggihan
teknologi nokia 3 kali dari sony Ericson
Pair-wire comparation :
Pair comparation matrix
|
||||
Kriteria
|
Samsung
|
Nokia
|
sonyericson
|
Priority Vector
|
Samsung
|
1
|
0,33
|
2
|
0,3332
|
Nokia
|
3,03
|
1
|
3
|
0,9998
|
Sony ericson
|
0,5
|
0,33
|
1
|
0,3332
|
Jumlah
|
4,53
|
1,66
|
6
|
1,6662
|
Pricipal Eigen Value (max)
|
5,16
|
|||
Consistency Index (CI)
|
1,08
|
|||
Consistency Ratio (CR)
|
0,36%
|
Arti
dari tabel diatas adalah dari ketiga ponsel, yang paling canggih teknologinya
adalah Nokia dengan skor 0,9998 ,disusul Samsung dan sony ericson dengan skor
0,3332.
Nilai
CI adalah 1,08 yang berarti pembobotan tidak terlalu konsisten ,tetapi
karena nilai CR=0,36% lebih kecil dari 10%, maka ketidak konsistenan masih bisa
diterima.
c. Tahap ke tiga Setelah mendapatkan bobot untuk ketiga
kriteria, maka langkah terakhir adalah menghitung total skor untuk ketiga
ponsel.
Semua
hasil penilaiannya tersebut dalam bentuk tabel yang disebut Overall
composite weight.
Overall
composite weight :
Overall composite weight
|
weight
|
Samsung
|
Nokia
|
Sony
Ericson
|
Harga
|
0,5143
|
0,6232
|
0,3333
|
0,2332
|
Fitur
|
0,3620
|
0,3645
|
0,3333
|
0,3332
|
Teknologi
|
0,1232
|
0,3332
|
0,9998
|
0,3332
|
Composite Weight
|
0,4934
|
0,4151
|
0,2715
|
Weight
diambil dari kolom Priority Vektor dalam matrix kriteria.
Kolom
(Samsung, Nokia, Sony Ericson) diambil dari kolom priority vectir ketiga matrix
harga, fitur, teknologi.
Composite
weight diperoleh dari hasil jumlah perkalian diatasnya dengan weight.
- Samsung =
0,5143.0,6232+0,3620.0,3645+0,1232.0,3332 = 0,4934
- Nokia = 0,5143.0,3333+0,3620.0,3333+0,1232.0,9998
= 0,4151
- Sony Ericson = 0,5143.0,2332+0,3620.0,3332+0,1232.0,3332
= 0,2715
Dari
tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Samsung mempunyai skor paling tinggi yaitu
0,4934 , kemudian Nokia dengan skor 0,4151 dan paling bawah Sony Ericson
0,2715. Sehingga Ponsel yang paling baik dan dipilih adalah ponsel brand
Samsung.
KESIMPULAN
Kesimpulan yang
dapat diambil adalah :
1.
Secara umum DSS adalah sistem berbasis komputer yang interaktif, yang
membantu mengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model untuk
menyelesaikan masalah-masalah yang terstruktur.
2.
DSS membantu pengambil keputusan dalam mengenai masalah dan kemudian
memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambil tindakan.
3.
DSS membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah dan kemudian
memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambilan
tindakan.
4.
Metode AHP merupakan salah satu model pengambilan keputusan multikriteria
yang dapat membantu kerangka berpikir manusia dimana faktor logika, pengalaman
pengetahuan, emosi dan rasa dioptimasikan ke dalam suatu proses sistematis.
5.
AHP metode yang dapat digunakan untuk pengambilan sebuah keputusan
,kesalahan,keterlambatan,keraguan untuk mengambil keputusan bisa berkurang.
6.
Sistem pendukung keputusan pemilhan ponsel berguna untuk membantu
para pembeli menentukan ponsel yang terbaik sebelum para pembeli membeli ponsel
yang dinginkan. Dengan memberikan pengukuran menggunakan beberapa kriteria dan
kategori yang telah ditentukan, ponsel dapat terukur kualitasnya. Jika ponsel
memiliki nilai tinggi pada kriteria dan kategori, maka ponsel termasuk ponsel
yang baik dan sebaliknya jika ponsel memiliki nilai yang kecil ponsel tersebut
bernilai kurang dalam hal kualitasnya.
DAFTAR
PUSTAKA